Tnews, BUTON TENGAH – Bupati Buton Tengah, Dr. H. Azhari, S.STP., M.Si, menghadiri sekaligus membuka secara resmi pertunjukan budaya Kamomose yang diselenggarakan di pelataran Gedung Kesenian Lakudo, Kecamatan Lakudo, pada Selasa (8/4/2025) malam.
Acara yang digelar dalam suasana bulan purnama tersebut menampilkan tradisi budaya khas masyarakat Gu, Kecamatan Lakudo, yang dikenal dengan nama Kamomose. Tradisi ini merupakan bagian dari warisan budaya lokal yang dilaksanakan pada malam hari dan memiliki makna filosofis yang mendalam dalam proses perkenalan sosial antara remaja putri dan pemuda.

Dalam sambutannya, Bupati Azhari menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan pertunjukan budaya Kamomose sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai adat dan budaya lokal. Ia menegaskan pentingnya menjaga dan merawat kearifan lokal sebagai bagian dari identitas daerah.
“Tradisi Kamomose ini sangat unik dan perlu terus dilestarikan. Ini bukan hanya hiburan, tapi juga bagian dari sejarah dan jati diri masyarakat Buton Tengah, khususnya di Lakudo,” ungkap Bupati.
Lebih lanjut, Bupati juga menyampaikan rencana pembangunan kawasan perkotaan baru di wilayah Wasempe, sebagai bentuk perhatian terhadap Lakudo yang merupakan ibu kota Kabupaten Buton Tengah.
“Kawasan Wasempe saat ini menjadi lokasi pembangunan rumah jabatan Bupati Buton Tengah, dan ke depan akan dibangun pula rumah jabatan Wakil Bupati, pimpinan DPRD, dan Sekda,” jelasnya.
Pertunjukan budaya Kamomose diawali dengan tarian Linda yang diiringi tabuhan gong dan gendang. Para Kamose—gadis remaja yang telah selesai masa pingitan—duduk berjejer di tempat khusus bernama buete, didampingi tetua adat perempuan yang disebut bhisa.
Tradisi ini dimaknai sebagai momen pengenalan para gadis kepada masyarakat, dan seringkali dijadikan ajang pencarian jodoh melalui pemberian hadiah atau fopanga dari para pemuda atau keluarga yang tertarik.
Dalam sejarahnya, Kamomose hanya ditampilkan saat pesta adat Kahiya’a dan menjadi salah satu simbol penting dalam siklus kehidupan masyarakat adat Gu.
Acara berlangsung meriah dan dihadiri oleh para tokoh adat, pejabat daerah, serta masyarakat setempat yang antusias menyaksikan kekayaan budaya leluhur mereka dipentaskan secara khidmat dan penuh makna. (ADV)